Kathleen Riepe
mengatakan, time is a non renewable resource, once it is gone, it is
gone.Gerakan membangkitkan kesadaran mahasiswa akan manajemen waktu harus
diintegrasikandalam seluruh aktivitas pendidikan. Perlu ada kesadaran,
yesterday is history, tomorrow is
amistery, but today is a gift that's why we call it the present "The present" dalam hal inimerupakan
hadiah dari Yang Maha Kuasa, oleh sebab itu harus dimanfaatkan sebaik
mungkin.Andaikan satu hari yang terdiri dari 86.400 detik, identik dengan
sejumlah uang yang harusdihabiskan dalam satu hari dan tidak dapat ditabung
untuk hari berikutnya, maka kita akanmengalami kerugian besar andaikan kita
tidak dapat membelanjakannya dengan baik. Samahalnya dengan waktu, tentu kita
tidak akan ikhlas jika terbuang sia-sia.Begitu pentingnya manajemen waktu meski
sampai saat ini belum dimasukkan dalam kurikulumsekolah di Indonesia.
Mencermati persoalan rendahnya kemampuan mahasiswa untuk menggunakan waktu,
tampaknya wajar dimasukkan dalam kurikulum universitas. Padaumumnya sekolah di
negara maju memiliki prinsip-prinsip penggunaan waktu yang sangat ketat.Meniru
sebuah kebaikan tentulah berbuah kebaikan juga. Untuk itu sudah saatnya
disusunsebuah pola pengunaan waktu bagi mahasiswa dan dipublikasi secara
terbuka di seluruh sudutkampus.Secara umum prinsip pembagian waktu yang relevan
bagi insan kampus adalah (1)mengidentifikasi waktu terbaik untuk belajar. Are
you a "morning person", or a "night person"?,(2) pelajari
hal-hal yang berat dikala stamina masih segar, (3) gunakan tipe belajar
distributedlearning and practice sehingga terhindar dari kelelahan dan
pemborosan waktu, (4) pastikanlingkungan sekitar kondusif untuk belajar, (5)
alokasikan waktu untuk memanjakan indera, (6)tidur dan makanlah sesuai
kebutuhan dengan dosis dan jadwal yang tepat (mengurangi waktutidur yang
mengakibatkan konsentrasi belajar menurun bukanlah pilihan yang bijak),
(7)kombinasikan aktivitas lain dengan belajar, misalnya membaca buku di
angkutan umum,mendengarkan CD pembelajaran saat antri di bank, dan
lain-lain.Membangun aktivitas belajar mahasiswa dimulai dengan menghimpun
aspirasi dan pendapatmahasiswa tentang pembelajaran yang menyenangkan. Dalam
pikiran mahasiswa, seorang dosenadalah (1) orang yang ahli dan sangat menguasai
ilmunya, (2) memiliki pengalaman yang cukupdan sangat menghayati ilmunya, (3)
mampu mendeskripsi dan merasakan segala kesulitan dankeluh kesah mahasiswa, (4)
mampu menolong mahasiswa memecahkan berbagai masalah, (5)terampil bertanya, (6)
mengajak berpikir, dan (7) memiliki empati dan ketulusan. Kepemilikandosen akan
keinginan dan harapan mahasiswa secara alami akan dapat mendorong
peningkatanaktivitas belajar mahasiswa.Secara singkat, perlu dirumuskan
upaya-upaya internal kampus yang mendesak untuk mendorong aktivitas
belejar mahasiswa. Upaya di bawah ini harus menjadi gerakan massal olehsegenap
sivitas akademika.Pertama, menyamakan persepsi segenap sivitas akademika
tentang jenis, tahapan dan mekanismepeningkatan aktivitas belajar mahasiswa.
Fenomena perbedaan persepsi biasanya akanmenimbulkan prasangka. Lazimnya
prasangka menjadi siluman yang kontraproduktif terhadappercepatan perolehan
program-program yang bersentuhan dengan mahasiswa, sebab seusiamereka sangat
tanggap dengan contoh-contoh terbaik yang tidak pantas ditiru.
Sebagianmahasiswa senang berargumen yang tidak argumentatif.Kedua, perlu
publikasi "besar-besaran" dalam berbagai bentuk tentang manajemen
waktu belajardalam diksi yang berbeda sesuai ciri khas fakultas. Kata-kata
bijak produk ilmuwan fakultastersebut tentang aktivitas dan manajemen waktu
belajar perlu dipublikasi di tempat-tempat yangstrategis.Ketiga, desain seluruh
aktivitas dan tugas-tugas perkuliahan harus secara kreatif
dapat"memaksa" mahasiswa untuk membaca yang diikuti dengan
indikator-indikator yang terukur.Keempat, tugas-tugas aktivitas pendidikan
perlu diciptakan bervariasi dalam bentuk
critical book report, problem
solving, cooperative learning, review of research findings, step by
stepdiscussion, computer aided learning, Springboard Seminar
, tutorial, seminar makalah, presentasi mini, studi kasus, simulasi,
permainan, dan sindikasi.Kelima, menerapkan manajemen kelas dan manajemen
universitas yang memungkinkan dosenmengendalikan seluruh aktivitas belajar mahasiswa.
Perilaku organisasi pada semua level, mulaidari prodi sampai tingkat
universitas perlu ditata sehingga kondusif terhadap suasana belajar
bagimahasiswa. Seluruh sarana dan prasarana, berupa gedung kuliah,
perpustakaan, laboratoriumbahkan prasarana lingkungan berupa taman dan trotoar
ditata sedemikian rupa sehingga tampak mendukung efisiensi dan
optimalisasi waktu belajar mahasiswa. Buku teks dan jurnal onlineyang relevan
tampaknya menjadi kebutuhan yang mendesak untuk mendorong percepatanpeningkatan
kualitas aktivitas belajar mahasiswa dengan pengelolaan waktu yang proporsional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar